Laman

Sabtu, 24 Desember 2011

Sesungguhnya Belajar Itu Menyenangkan

Sumber: Surya.co.id, SELASA, 20 DESEMBER 2011
Sesuai tema, Entertainment Teaching adalah pembelajaran yang menarik di mana guru sebagai figur yang dipersepsi baik oleh anak didik, sehingga membuat anak belajar dalam kegembiraan dan suasana yang wajar. Bagaimana performa pendidik yang menarik sedemikian rupa ketika berada di depan kelas, agar peserta didik bisa belajar dalam suasana psikologis yang gembira? Bagaimana pendidik mampu melakukan terobosan baru dengan menciptakan proses pembelajaran yang efektif, kreatif, dan menyenangkan?
Itu semua dikupas habis dalam seminar dengan pemateri Prof Wahyudi Siswanto Mpd lewat materi Manajemen Energi Diri: Kunci Utama Meraih Kesuksesan. Menurutnya, manajemen energi dibutuhkan karena setiap pemikiran, perasaan dan tindakan memiliki konsekuensi energi. Energi juga juga merupakan pijakan bersama dalam semua aspek kehidupan manusia.
Apa yang akan membuat kita sukses? Kerja keras, pengetahuan (knowledge), cinta (love), keberuntungan (luck), uang (money), atau kepemimpinan (leadership)?
Beliau menganalogikan huruf abjad A, B, C, D, E, F, G… dikaitkan dengan angka 1 2 3 4 5 6 7 8 - … dan seterusnya.
Hasilnya adalah H A R D W O R K “(kerja keras) 8 + 1 + 18 + 4 + 23 + 15 + 18 + 11 = 98 persen, knowledge = 96 persen, love = 54 persen, luck = 47 persen, money = 72 persen, dan leadership = 80 persen.
Beliau memaparkan, bahwa attitude/sikap yang bisa mencapai 100 persen. Bagaimana kita dapat menyikapi keadaan, karena pada dasarnya hidup adalah sebuah persepsi dan bagaimana kita menilai persepsi tersebut.
Pemateri kedua Drs Supriadi Saputro Spd Mpd menyodorkan Enjoyfull Learning yang dianalogikan sebagai mengajar itu seperti mengajak anak makan dengan menu, penyajian dengan performa penyaji menarik sehingga anak makan dengan suasana gembira tanpa merasa terpaksa.
Karena tingkat kemampuan anak beragam, memerlukan cara-cara belajar yang menjadi bagian penting dari proses pembelajaran. Apa yang harus dipikirkan?
Pertama, menjadikan menu (bahan ajar) disenangi anak.
Kedua, membangun komitmen terhadap sasaran belajar dan memberi kepercayaan siswa dalam mencapai sasaran-sasaran belajarnya sendiri.
Ketiga, bagaimana menata ruang yang nyaman dan menyenangkan, keempat, bagaimana menjaga motivasi belajar siswa. Sehingga pada akhirnya diharapkan para guru mampu untuk melakukan terobosan-terobosan baru dalam kaitannya dengan peningkatan keprofesionalannya.

Tidak ada komentar: