Laman

Senin, 28 Desember 2009

MENGEMBANGKAN POTENSI KECERDASAN BAHASA

MENGEMBANGKAN POTENSI KECERDASAN BAHASA
ANAK MELALUI BERMAIN

Kaum Bihellionis dengan hipotesanya menyatakan bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang secara sosiolinguistik, pengaruh tersebut berhubungan dengan perilaku berbahasa. Perilaku berbahasa orang tua dan orang di sekitar anak akan tmapak jelas dalam tutur bahasa anaknya. Fenomena yang menarik untuk diamati pada perbedaan kemampuan berbahasa pada anak dalam usia yang sama.
Masalah yang muncul antara lain :
- Anak ada yang lebih cepat berbicara dan ada yang lambat berbicara.
- Artikulasi anak yang satu lebih jelas dari artikulasi anak yang lain
- Kemampuan berbicara anak yang satu lebih lancar dari anak yang lain

Ketrampilan Berbahasa
Berbahasa merupakan suatu ketrampilan termasuk di dalamnya kemampuan menyimak, berbicara pra membaca dan menulis. Ketrampilan berbahasa tersebut perlu dipelajari dan dilatih :
1. Berbicara
Anak memerlukan pengalaman untuk mengembangkan kemampuan bicaranya, memenuhi kebutuhan dan keinginannya, memberi petunjuk pada orang lain, mempengaruhi orang lain dan membicarakan inteprestasinya terhadap cerita yang didengarnya. Orang dewasa/Guru hendaknya memberi kesemparan yang luas pada anak untuk berkomunikasi. Guru sebagai model, pendengar yang baik dan teman yang baik bagi anak dalam berbicara.
2. Menyimak
Mengajak anak mendengarkan suara/pembicaraan orang lain dan mendengarkan cerita dengan penuh perhatian. Lama kelamaan anak dapat memahami dan menganalisa apa yang terjadi/apa yang dikemukakan oleh orang lain.
3. Pra membaca
Mengajak anak untuk menceritakan gambar, memasangkan gambar dengan tulisan, lalu membaca tulisan dengan gambar meskipun belum benar sebagaimana tulisan yang tecantum dalam gambar.
4. Menulis
Melatih anak membuat coretan-coretan membuat garis lurus, lengkung, miring, zig-zag dan lingkaran, merangkai garis-garis tersebut menjadi bentuk huruf/simbol-simbol bermakna.

Dengan demikian orang tua/guru hendaklah rajin menjalin percakapan dengan anak, mengajak anak berbicara dengan halus walaupun belum mengerti maksudnya.

Bermain Cerita dan Bernyanyi
Pembelajarn dan palatihan bahasa pada masa ini menggunakan pendekatan mengajar sambil bermain atau bermain sambil belajar. Pakar pendidikan anak seperti Freobel, Dewey, Montessori menganjurkan pendekatan bermain sebagai salah satu cara yang efektif dalam rangka mengembangkan potensi anak, termasuk dalam hal ini mengembangkan kemampuan bahasa.

Bentuk-bentuk Permainan Bahasa yang dapat dilakukan guru atau orang tua, antara lain :
1. Permainan ”Tebak Kreatif”
Permainan ini dimaksudkan untuk menambah perbendaharaan kata anak dan pengucapan kata. Guru/Orangtua meminta anak menjawab suatu benda atau obyek dengan terlebih dahulu menyebutkan ciri, identitas dan karakteristiknya. Benda atau obyek yang dimaksud dapat disesuaikan denga tema yang berhubungan dengan KBM. Untuk membuat penasaran anak, guru menyebut ciri-ciri umum dulu kemudian ciri-ciri khusus.
Misal : Aku seekor binatang, tubuhku besar, hidungku panjang, telingaku lebar. Binatang apakah aku ?
Tempo pada akhir ciri dan identitas obyek dipercepat untuk memancing reaksi spontan dalam menjawab.

2. Permainan ”Tebak Kata”
Permainan ini untuk mengembangkan kosa kata dan pengucapan kata anak. Anak-anak diminta menebak benda atau obyek yang disepakati diawali dengan huruf awal dari benda tersebut.
Misal : Guru bertanya : Nama buah apa yang dimulai dengan huruf a, anak menjawab bergantian sambil bertepuk bersama, anak yang tidak dapat menjawab dinyatakan kalah dalam permainan. Permainan ini dapat disesuaikan dengan tema.

3. Permainan Bisik Berantai
Permainan ini bertujuan mengembangkan kemampuan mendengar atau menyimak. Permainan ini dapat dilombakan menjadi beberapa kelomppok anak. Setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 7 anak. Anak berbaris berbanjar. Guru membisikkan 3-4 kata yang sesuai dengan tema. Kemudian anak tesebut membisikkan pada anak berikutnya. Anak yang terakhir mengucapkan dengan keras. Jika benar dinyatakan menang, jika salah dinyatakan kalah. Kata-kata yang dibisikan, sebaiknya mengandung pesan baik.

4. Permainan ”Kita Satu kata”
Permanen ini mengembangkan kemampuan membaca anak, guru atau orang tua menyiapkan kepingan suku kata dengan ukuran ..... untuk memudahkan anak untuk mengenal dan menghafal kata tertentu dapat dibantu menggunakan warna atau bentuk yang sama pada setiap kata. Masing- masing untuk memegang satu suku kata lainnya.
Dua anak yang paling cepat membentuk kata dinyatakan pemenang.






5. Permanen ” Baca Tepuk / Jentik / Pegang.
Permainan ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan membaca anak. Anak diminta membaca suku kata sambil bertepuk, menjentik, pegangan sesuai dengan jumlah bunyi suku kata, dilakukan secara bertahab.
Misal :
Dengan tepukan Kombinasi
a = prok a a bu = prok prok tuk
a a = prok prok a bu = prok tuk

Dengan jentikan
bu = tik dll.
bu bu = tik tik

6. Permainan ”Baca Lompat”
Permainan ini juga dalam rangka mengembangkan kemampuan membaca anak. Prinsipnya sama dengan tepuk / jentik / pegang, hanya aktivitas dilakukan dengan kegiatan melompat. Media yang digunakan adalah bunyi kepingan suku kata, atau dapat menggunakan media permainan ”kita satu suku kata”. Keping diletakkan di lantai dan setiap kali anak melompat dan menginjak keping, saat itu mengucapkan bunyi suku kata
7. Permainan ”Berpisah untuk Bersatu”
Permainan ini juga mengembangkan kemampuan membaca anak. Guru menyiapkan gambar yang sesuai dengan tulisan (sesuai tema) dan meyiapkan kepingan suku kata juga menyediakan pot-pot bunga dengan ukuran besar dan kecil.
Gambar dengan tulisannya direkatkan pada kertas ariston, kemudian ditempatkan pada kayu, kepingan suku kata ditempelkan pada sedotan. Permainan ini dilaksanakan dengan cara kempetisi, dapat dilaksanakan secara indivisu, maupun kelompok.
Gambar dengan tulisan yang ditempel pada sedotan, ditancapkan pada pot besar sedangkan kepingan suku kata diletakkan di atas meja. Anak memindah dan mencocokkan sesuai gambar dan tulisan dengan cara ditancapkan pada pot-pot kecil yang berada di depan pot besar. Permainan ini dapat dilakukan ulang dengan gambar yang berbeda.


A. Permasalahan
Permasalahan pengembangan kemampuan bahasa.
Kelompok A
Bahasa 2 Menirukan 3 - 4 urutan kata
Bahasa 4 Melakukan 2 -3 perintah secara berurutan dengan benar
Bahasa 12 Mengelompokkan kata-kata yang sejenis
16 Menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana denga simbol yang melambangkannya
17 Membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama / akhir yang sama.

B. Metode, Setrategi yang digunakan
Metode : - Tanya jawab
- Bernyanyi
- Demontrasi
- Bermain

Setrategi : - Pembelajaran langsung
- Kooperatif

Teknik : - Menyusun kata
- Bermain
- Kompetisi

Implikasi dari permainan ”Berpisah untuk Bersatu”
Kegiatan pembelajaran
Tema : Tanaman
Sub Tema : Macam-macam tanaman (Tanaman Buah)
Semester : I
Kelompok : A

Tujuan :
- Membantu perkembangan bahasa anak
- Membantu perkembangan Kognitif anak
- Membantu perkembangan Fisik Motorik anak
- Membantu perkembangan emosi, sosial anak

Langkah-langkah kegiatan
- Sebelum masuk kelas, guru mengajak anak-anak senam Cerdas Ceria di halaman sekolah. Kemudian berbaris dan masuk kelas.
- Guru mengajak anak-anak berdo’a sebelum kegiatan dan mengucap salam
- Guru mengajak anak menyanyi lagu ”Water Melon”
- Setelah menyanyi, Guru mengadakan tanya jawab tentang nama-nama buah yang dikenal anak.
- Anak-anak menyebutkan satu persatu nama-nama buah yang diketahuinya.
- Guru menjelaskan kegiatan yang dilakukan hari ini, yaitu bermain ”Berpisah untuk Bersatu”
- Guru menunjukkan bahan dan alat yang akan digunakan untuk bermain.
- Anak-anak menyebutkan nama-nama alat yang akan digunakan dalam permainan tersebut.
- Guru mendemontrasikan permainan tersebut.
- Guru menunjuk anak melaksanakan permainan secara individu.
- Anak-anak melaksanakan permainan
- Guru memberikan motivasi atas kegiatan yang dilakukan anak
- Guru mengajak anak yang lain untuk melaksanakan permainan
- Kemudian guru mengganti dengan gambar buah yang lain dan mengajak anak bernyanyi, anak-anak mulai melaksanakan permainan dengan gambar buah dan suku kata yang lain.
- Anak dibagi dalam kelompok
- Guru mendemontrasikan secara estafet
- Anak melaksanakan permainan secara estafet, setelah permainan selesai, guru memberikan motivasi terhadap permainan yang telah dilaksanakan anak.
- Anak melaksanakan kembali permainan secara benar dan merasa puas
- Guru mengulas materi yang diberikan
- Guru mengajak anak menyanyi lagu ”Macam-macam Buah”


Lampiran

Water Melon
Water melon water melon
Banana banana
Papaya papaya
Tomato tomato 2 X


Di Pohon ada Buah
Di pohon ada buah
Buah jambu namanya
Di pohon ada buah
Hijau-hijau warnanya

Di pohon ada buah
Buah apel namanya
Di pohon ada buah
Merah-merah warnanya

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Taman Kanak-kanak dan Rouddotul Athfal. Jakarta. Puskur Balitbang Depdiknas.
.................. 2004. Mengembangkan Potensi Kecerdasan Bahasa Anak melalui Bermain. Jakarta. Fasilitator.
Sutama, I Wayan. Pengembangan Bermain dan Permainan. Malang. FIP Universitas Negeri Malang.

Tidak ada komentar: